Kamis, 24 November 2016

Fermentasi Singkong

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1      Latar Belakang
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp,  Rhizopus sp, khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis, serta bakteri Pediococcus sp dan Bacillus sp Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya.

1. 2         Tujuan
§  Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan tape singkong
§  Mahasiswa dapat mengetahui proses fermentasi pada tape singkong
§  Mahasiswa dapat mengetahui  Faktor-faktor yang mendorong terjadinya fermentasi makanan pada tape
§  Mahasiswa dapat menbetahui peranan jamur pada proses fermentasi tape

BAB II
DASAR TEORI
       2.1       Fermentasi Tape Singkong
Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme, terutama kapang dan khamir. Dalam proses fermentasi, pati akan berubah menjadi gula oleh kapang jenis Chlamydomucor dan oleh mikroorganisme ragi Saccaromyces cereviceae dan gula diubah menjadi alkohol. Saccaromyces cereviceae yang biasanya dijual dipasar dalam bentuk ragi bercampur tepung beras (Kusumawati, 2013).
Fermentasi adalah reaksi oksidasi reduksi di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi. Sebagai donor dan akseptor elektron yang digunakan adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Senyawa tersebut akan diubah secara enzimatis menjadi suatu bentuk lain misalnya alkohol. Sejumlah makanan hasil fermentasi alkohol juga dapat menjadi asam jika selama produksi alkohol kondisinya adalah aerobik, dimungkinkan timbul bakteri yang memproduksi asam asetat/asam cuka(Kusumawati, 2013).
Tape mempunyai rasa yang spesifik yaitu manis, alkoholis dan kadang-kadang asam. Hal ini karena terjadi perubahan pada bahan dasar menjadi tape. Mula-mula pati yang ada dalam bahan dipecah oleh enzim menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana. Gula-gula yang terbentuk selanjutnya dihidrolisis menjadi alkohol, pada fermentasi lebih lanjut alkohol dioksidasi menjadi asan-asam organik antara lain asam asetat, asam suksinat dan asam malat (Anonim, 2013).
 Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30˚C dan membutuhkan waktu 45 jam. Fermentasi dapat diperlambat jika dingin. Fermentasi tapai paling baik dilakukan pada kondisi mikro aerob. Pada kondisi ini, kapang tidak mampu tumbuh sehingga tidak dapat menghidrolisis pati. Namun demikian, pada kondisi aerob yang merupakan kondisi paling baik bagi kapang dan kahamir, aroma tidak berkembang dengan baik karena tergantung dari fermentasi alkohol dan pada kondisi ini fermentasi alcohol menurun. Fermentasi yang tertutup akan mencegah terjadinya kontaminasi  (Amni U, 2009).

BAB III
METODE KERJA
3.1  Alat
§  Toples                    : 2 buah
§  Panci                     : 1 buah
§  Kompor gas          : 1 buah
§  Inkubator              :1 buah
§  Sarung tangan       : 1 buah
3.2  Bahan
§  Singkong               : 3 kg
§  Air                         : Secukupnya  
§  Ragi Tape              : Secukupnya
§  Gula                      : Secukupnya
3



BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1  Hasil Pengamatan
Proses Fermentasi Anaerob
Prores Fermentasi Aerob
Tape Singkong Tertutup
Tape Singkong Tebuka
Terdapat  kadar air
Ditumbuhi jamur
Tekstur lembek dan berair
Tekstur lembek dan berair
Rasa manis
Rasa manis keasaman

4.2  Pembahasan
Fermentasi aerob (proses respirasi), yaitu disimilasi bahan-bahan yang disertai dengan pengambilan oksigen. Semua organisme untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang diperoleh dari hasil metabolisme bahan pangan, di mana organisme itu berada. Bahan energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh adalah glukosa. Dengan adanya oksigen maka mikroorganisme dapat mencerna glukosa menghasilkan air, karbondioksida dan sejumlah besar energi (Suriawiria, 2005)
Fermentasi anaerob, yaitu fermentasi yang tidak membutuhkan adanya oksigen, Beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen. Jadi hanya sebagian bahan energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi, karbondioksida dan air, termasuk sejumlah asam laktat, asetat, etanol, asam volatil, alkohol dan ester. Biasanya dalam fermentasi ini menggunkan mikroba yeart, jamur dan bakteri (Suriawiria, 2005).
            Pada praktikum kali ini yaitu fermentasi singkong menggunakan metode fermentasi aerob dan anaerob. Dimana bahan utama yang digunakan adalah singkong dan ragi tape. Langkah pertama dengan mengukus singkong hingga matang kemudian ditiriskan dan didiamkan hingga dingin. Langkah berikutnya yaitu dengan menaruh singkong kedalam 2 toples yang masing masing ditambahkan ragi tape dan gula secukupnya. Tahap terakhir yaitu dengan membiarkan fermentasi singkong pada toples pertama terbuka tanpa ditutup yang sering disebut dengan metode feremtasi aerob karena menggunakan oksigen sedangkan pada toples yang kedua ditutup secara rapat  atau sering disebut dengan fementasi anaerob karena tidak membutuhkan oksigen. Kemudian didiamkan selama 3 hari.
            Setelah tiga hari kemudian fermentasi tape singkong diamati dan didapatkan hasil bahwasanya fermentasi tape singkong dengan metode aerob yang menggunakan oksigen ditumbuhi jamur. Sedangkan fermentasi tape singkong menggunakan metode anaerob tanpa menggunakan oksigen terdapat kadar air.
Pada praktikum kali ini dapat diamati bahwasanya fermentasi dengan metode aerob dapat menumbuhkan jamur karena semua organisme untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang diperoleh dari hasil metabolisme bahan pangan, di mana organisme itu berada. Bahan energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh adalah glukosa. Dengan adanya oksigen maka mikroorganisme dapat mencerna glukosa menghasilkan air, karbondioksida dan sejumlah besar energi. Sedangkan fermentasi tape singkong dengan menggunakan metode anaerob telah terkontaminasi. Dimana tape singkong menjadi berair dan  alkohol akan dioksidasi menjadi asam asetat sehingga menjadi asam.
Pada umumnya pembuatan tape singkong, setelah ditaburi ragi tape dan gula, ditutup dengan rapat agar tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah penyimpanan. Karena pada pembutan tape singkong memanfaatkan bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak memerlukan udara dalam proses fermentasinya. Tape dibungkus daun pisang untuk membuat suasana menjadi mikroaerob agar singkong tidak berwarna putih dan rasa menjadi alkoholik. pada tahap awal akan terjadi proses aerob, jika terbuka akan mudah terkontaminasi. pada hari kedua terjadi proses anaerob pembentukan citarasa alkohol oleh khamir sehingga harus tertutup. Jika ada udara maka alkohol akan dioksidasi menjadi asam asetat sehingga menjadi asam(Afrianti, 2014).

           

BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Pada praktikum fermentasi singkong dapat diambil kesimpulan:
§  Pada umumnya pembuatan tape singkong, setelah ditaburi ragi, akan ditutup dengan rapat agar tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah penyimpanan. Karena pada pembutan tape singkong memanfaatkan bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak memerlukan udara dalam proses fermentasinya.
§  Pembuatan fermentasi singkong yaitu singkong yang telah dikukus  dibungkus daun pisang untuk membuat suasana menjadi mikro aerob agar singkong tidak berwarna putih dan rasa menjadi alkoholik. pada tahap awal akan terjadi proses aerob, jika terbuka akan mudah terkontaminasi. Pada hari kedua terjadi proses anaerob pembentukan citarasa alkohol oleh khamir sehingga harus tertutup. Jika ada udara maka alkohol akan dioksidasi menjadi asam asetat sehingga menjadi asam.
§  Tape singkong yang tidak dibungkus atau ditutup dalam proses pembuatannya, maka akan berpengaruh pada warna tape yang seharusnya kekuning kuningan bersih, menjadi berwarna agak putih dan pucat.
§  Dari segi rasa, tape yang ditutup rapat, akan terasa lebih manis, sedangkan yang dibiarkan terbuka, akan tersa asam dan dapat ditumbuhi mikroorganisme. Tape yang dibungkus akan mengalami proses fermentasi yang lebih cepat dibandingkan tape yang tidak di tutup.